CONTRAST (7)

Sore itu, Kyuhyun sedang duduk di beranda rumah Paman Lee dengan secangkir teh hangat di tangannya dari Bibi Lee beberapa saat lalu. Wanita paruh baya itu telah kembali masuk kedalam rumah dan tinggalah Kyuhyun sendiri, menatap kosong hamparan rumput dan beberapa pot tanaman di halaman depan yang tidak terlalu luas itu.

Sudah lewat beberapa hari semenjak Heechul hyung mengantarnya kesini, sekalian dengan membawa beberapa pakaian untuknya. Ia berencana menginap disini sampai semuanya tenang, sampai hatinya tenang dan siap untuk pulang. Ia bahkan tida menghadiri prosesi pemakaman adiknya, tidak sekolah, juga tidak menemui teman-temannya yang ingin menjenguknya. Kyuhyun hanya ingin sendiri.

“Tuan muda.”

Kyuhyun mengalihkan tatapan, di ambang pintu, Paman Lee menatapnya dengan sorot gusar. “Ya, Paman?”

“Tuan muda Kibum menghilang.”

Semenjak itu, Kyuhyun tidak lagi memikirkan hatinya yang bahkan belum siap menemui siapapun, tidak lagi memikirkan dirinya yang masih tak berani pulang.

Kyuhyun mengambil ponsel dan dompetnya di kamar tamu rumah keluarga Lee, ia berlari, mencari taksi dan pergi kemanapun yang dikiranya akan ada Kibum disana.

Kibum menghilang… firasat Kyuhyun tidak mengatakan hal yang baik. Semuanya buruk, dan Kyuhyun tidak menyukai ini. Kibum harus segera ia temukan, naluri persaudaraannya mengatakan bahwa Kibum memang benar-benar harus ia temukan sebelum sesuatu yang buruk terjadi.

***

Matahari telah menghilang, langit begitu gelap ketika kibum menepikan mobilnya di bahu jalan. Ia menghela napas berat, menyandarkan kepalanya yang pening ke setir mobil, tangannya mengepal erat dan napasnya berubah menjadi tersenggal. Sudah beberapa jam ia memacu mobil dengan kecepatan tinggi, membuat banyak pengguna jalan berteriak marah dan membunyikan klakson keras-keras sebagai tanda protes untuk aksinya. Kibum tidak peduli, ia hanya sedang mencoba menghilangkan kekesalannya, kesedihannya, dan perasaan bersalahnya. Bahkan ada sebersit pikiran untuk menabrakan mobil yang ia kenadarai ke pembatas jalan sampai terguling ke dasar jurang.

Kibum tertawa sendiri, menertawakan pikiran bodohnya itu. Tapi ia tidak menyangkal bahwa apa yang dipikirkannya benar-benar ingin ia lakukan. Mungkin semuanya akan selesai jika ia mati, terutama rasa bersalahnya, ketakutannya tentang kejadian beberapa waktu lalu yang merenggut nyawa adiknya.

“Kibum-ah! Kim Kibum!”

Kaca di sampingnya diketuk brutal, ia mengangkat kepala dan mendapati Kyuhyun disana.

“Buka!” teriak Kyuhyun, terdengar samar di telinganya karena pintu mobil yang tertutup rapat. Ia membuka kunci pintu mobil, lantas adiknya itu segera memutar untuk masuk, duduk di sampingnya.

Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bisa Kyuhyu tahu ia ada disini?

“Apa yang kau lakukan? Kau memakai mobil ini lagi untuk apa?!” Kyuhyun berteriak keras sekali sampai Kibum memundurkan badanya otomatis.

Kibum tahu apa yang dimaksud oleh Kyuhyun, mobil ini adalah mobil yang mereka gunakan ketika kecelakaan itu terjadi. “Bukankah ini mobil kita? Aku berhak memakainya.”

“Kau tahu bukan itu maksudku!” Kyuhyun menedang apapun dihadapannya, wajahnya sudah memerah karna kesal. “Kau bahkan kesini lagi, apa maksud kelakuanmu ini, Kibum-ah?”

Kibum menatap sekeliling, pertanyaannya tentang kenapa Kyuhyun bisa menemukannya terjawab sudah. Ia bahkan tidak sadar telah membawa mobil sampai ke tempat ini lagi.

Jeritan ibunya ketika tubuh adiknya terhantam mobil kembali terdengar oleh Kibum, tangannya mencengkram setir, kemudian ia kembali bisa mengingat bagaimana sang adik tergeletak dengan darah menggenang disekitarnya.

“Kyuhyun-ah—” Napasnya tercekat,

“Kau kenapa?” Kyuhyun disampingnya mulai panik dan membuka jendela mobil. Menyuruhnya menyingkir untuk mengambil alih posisi pengemudi.

Tapi Kibum tidak mengacuhkan Kyuhyun. Ia memejamkan mata lantas menggelengkan kepala, mencoba menghilangkan bayangan tenatang kejadian itu, namun nihil.

“Kibum-ah!”

Teriakan Kyuhyun membuatnya membuka mata. Sekali lagi ia menatap jalan di depannya yang kosong, kemudian menyalakan mesin mobil dan melajukannya dengan sangat-sangat cepat.

“Kibum-ah, biarkan aku yang mengemudi!” Kyuhyun masih berteriak, Kibum tidak peduli.

Ia ingin semua ini selesai, ingin bayangan buruk itu menghilang, ingin rasa bersalahnya menghilang. Atau bahkan ingin dirinya sendiri menghilang. Sekarang, bersama Kyuhyun di sampingnya.

***

Kyuhyun membelalakan matanya ketika Kibum mengendarai mobil dengan asal, beberapa kali hampir menabrak pembatas jalan dan berhasil digagalkannya dengan ikut memutar stir mobil.

“Kibum-ah, hentikan!”

Kibum seperti berada dalam dunianya sendiri, tidak mendengar apapun yang dikatakan Kyuhyun, bahkan Kyuhyun sudah beberapa kali berteriak tapi tidak ada respon.

“Kibum—”

“Kita harus mengakhiri ini, Kyuhyun-ah…”

Gumaman Kibum membuat Kyuhyun membeku sesaat. Ia menatap ke depan dan menatap Kibum bergantian, mengerti dengan maksud Kibum ingin mengakhiri semuanya sekarang. Seharusnya mereka berbelok, masuk ke jalan raya yang ramai. Dihadapannya ada pom bensin dan Kibum sama sekali tidak menurunkan kecepatan mobil.

“Tidak, Kim Kbum!” Kyuhyun menarik Kibum untuk menjauh dari kemudi, tapi sebelah tangan Kibum mendorongnya menjauh sampai punggungnya terbentur pintu mobil.

“Jangan halangi aku!” Kali ini Kibum berteriak.

Kyuhyun tidak pantang menyerah, kali ini ia menyeret Kibum untuk ikut mengendalikan mobil, tapi terlambat, mobil mereka sudah tidak berada di jalur aspal. Kibum tersenyum ketika mobil hampir menabrak salah satu tempat pengisian bensin.

Mereka akan meledak bersama tempat pengisian bensin itu. Kyuhyun panik, memencet sembarang tombol kunci di samping kiri Kibum dengan susah payah karna Kibum masih terus menghalangi pergerakannya. Kemudian terdengar bunyi Klik menandakan pintu mobil tidak terkunci. Segera Kyuhyun membuka pintu di sampingnya, dan menarik Kibum keluar dari mobil.

Semuanya terjadi begitu cepat, Kyuhyun mendengar suara ledakan yang begitu keras hingga suara teriakan kesakitan Kibum beserta dirinya yang terpental dan berguling sampai ke jalanan aspal.

“Kibumie…” bisiknya disela kesadarannya yang timbul tenggelam, mencoba untuk memanggil Kibum.

Kyuhyun tahu Kibum disampingnya, karna sejak tadi ia tidak melepaskan genggaan tangan mereka. Tapi ia tidak tahu bagaimana keadaan Kibum karana ia bahkan tidak bisa menggerakan kepalanya untuk sekadar menoleh ke samping. Sesaat kemudian Kyuhyun tersenyum dan kehilangan kesadarannya ketika Kibum mengeratkan genggaman tangan mereka.

Kita tidak boleh berakhir seperti ini, Kibum­ie

***

 

CONTRAST

By: Khy13

***

Kibum terbangun dengan napas tersenggal. Sudah beberapa hari ini ia mimpi buruk, tepatnya memimpikan kejadian buruk beberapa tahun lalu. Semenjak ada eomma, keadaan tidak membaik sama sekali selain ia bisa melihat eomma setiap hari, malah memburuk karena keberadaan eomma di rumah selalu membuatnya teringat kejadian itu lagi. Apalagi ditambah dengan ia yang memaksakan diri untuk menyetir mobil ketika harus membawa Kyuhyun ke rumah sakit.

Kyuhyun sudah sehat kembali, tapi masih jarang pulang, Heechul dan ayahnya sibuk dengan urusan perusahaan dan ia masih tidak bisa menghilangkan kecanggungan ketika berada dekat dengan ibunya. Sudah sejak lama Eomma tidak histeris ketika melihatnya dan Kyuhyun karna terapi yang dilakukan dokter satu minggu dua kali, tapi rasa-rasanya Kibum juga tidak menyukai tingkah ibunya yang seperti terpaksa bersikap baik.

Pemikiran itu membuat Kibum malas beranjak dari tempat tidur, sarapan pagi selalu tidak menyenangkan tanpa Kyuhyun. Tidak Kibum pungkiri, keberadaan Kyuhyun selalu mencairkan suasana. Tingkah anak itu yang selalu ceria dan terkadang membuat siapapun kesal bisa mengubah suasana rumah menjadi lebih baik. Tapi sialnya Kyuhyun bahkan baru dua-tiga kali sarapan dan makan malam di rumah semenjak beberapa bulan ini eomma pulang.

“Kibum-ah, hari ini aku harus mengumpulkan tugas etika sosial. Kalau tidak salah kau pernah diberi tugas ini waktu awal-awal masuk sekolah.”

Orang yang tadi dipikirkan Kibum datang tiba-tiba sambil mengoceh dan tanpa mengetuk pintu atau menyapa, langsung menuju meja belajar Kibum dan mengobrak-abrik buku-buku disana untuk mencari sesuatu.

“Dimana kau menyimpan print out tugas-tugasmu?” Kyuhyun menghampirinya yang masih berbaring, berdiri di samping tempat tidur sambil menggaruk kepala. Dari sudut pandang Kibum yang tengah berbaring, Kyuhyun tampak tinggi menjulang.

“Di perpustakaan,” jawabnya dengan suara serak. Tugas etika yang satu itu sudah sangat lama, dan Kyuhyun baru menanyakannya? Dan omong-omong, kapan Kyuhyun pulang?

“Aku ganti covernya, ya? Pagi ini aku harus mengumpulkannya.”

Kibum tidak ingin menjawab, tapi Kyuhyun menunggu. “Tidak,” desahnya malas, ia beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan Kyuhyun untuk pergi ke kamar mandi.

“Kau mau melihatku di hukum lagi?!” teriak Kyuhyun. Kibum tidak peduli.

“Aku akan dihukum secara fisik kalau tidak mengumpulkan tugas itu!”

Pintu kamar mandi diketuk beberapa kali, “Kau senang ya melihatku dihukum?!”

Salah siapa sering bolos! Gerutu Kibum dalam hati. Kalau tidak salah Kyuhyun sudah tiga kali membolos kelas etika.

“Kim Kibum sialan! Aku akan mengambil tugasmu, walaupun kau tidak mengijinkan!”

Teriakan terakhir Kyuhyun membuat Kibum tersenyum, kalau ujung-ujungnya memaksa, kenapa sejak tadi adiknya itu harus meminta ijin?

Omong-omong, lama sekali tidak terjadi hal seperti ini antara ia dan Kyuhyun; berebut tugas, berlomba untuk menyelesaikan tugas lebih cepat, atau saling mencontekan tugas. Kibum benar-benar merindukan Kyuhyun yang dulu.

Sekarang, apa Kyuhyun mengerjakan tugasnya sendiri? Atau dengan teman-temannya? Walaupun sebagian beberapa tugas tidak dikerjakan, tapi Kibum tahu Kyuhyun tidak semalas itu.

***

Tidak seperti biasanya, pagi ini orang-orang rumah telah pergi. Hanya ada bibi Lee di dapur, menyiapkan sarapan untuk si kembar Kim. Ayah dan ibunya pergi ke luar kota untuk menemui kerabat, sedangkan Heechul tentu saja mengurus perusahaan.

Kyuhyun menarik kursi, duduk menghadap meja dapur dimana ada bibi Lee disana tengah menata masakan.

“Pagi ini aku mengudang teman-teman untuk sarapan, apa bibi masak banyak?”

Bibi Lee tersenyum dengan pertanyaan Kyuhyun, walaupun tidak memasak banyak tentu saja ia harus segera memasak jika tuan mudanya ini ingin mengundang teman-teman.

“Apa ini semua cukup?” tanya bibi Lee sopan sambil melihat deretan makanan di meja.

Kyuhyun mengangguk. “Tentu, sebentar lagi mereka datang.” Kemudian Kyuhyun berlalu, sambil mengambil ponsel di saku seragamnya. “Changmin-ah, makanan di rumahku sudah siap. Kalian jadi nebeng sarapan, tidak? Kebetulan oragtuaku pergi ke luar kota.”

Rumah tanpa orangtua memang terkadang menjadi tempat yang pas untuk berkumpul dengan teman-teman, seperti rumah Changmin. Tapi kali ini mereka ingin sarapan yang benar-benar sarapan, bukan sekadar jajanan seperti biasa. Jadilah rumah Kyuhyun adalah pilihannya karena keluarga Kim tidak pernah menyepelekan sarapan.

Beberapa saat kemudian suara deru mesin mobil yang masuk ke halaman rumah terdengar, Kyuhyun segera membuka pintu dan mendapati ketiga temannya baru saja turun dari sebuah mobil yang baru kyuhyun lihat.

“Mobil baru, Changmin-ah?” Kyuhyun berseru sambil menyempatkan diri meraba mobil baru Changmin. Mobilnya warna merah cerah, sangat menyolok.

Changmin tertawa bahagia. “Kebetulan ayahku sedang banyak uang.”

Daebak!” teriak Kyuhyun disertai tepuk tangan. “Ini keren, tahu!”

“Lebih keren milikmu,” sahut Donghae, dagunya menunjuk sebuah mobil sport di garasi rumah Kyuhyun yang terbuka. “Itu milikmu, kan?”

“Benarkah?” Minho tampak tak percaya. “Hyung, kau harus memamerkannya kapan-kapan!”

Kyuhyun berdiri canggung, berdeham sekali kemudian mengajak teman-temannya masuk. “Itu punya Kibum. Aku tak suka mobil,”

***

Sarapan kali ini sungguh diluar dugaan Kibum. Suasana sarapan yang sunyi sirna begitu saja dari bayangan Kibum ketika mendapati Kyuhyun dan teman-temannya muncul dari ruang depan. Pantas saja bibi Lee menyediakan banyak makanan.

“Kibum-ah, apa kabar!” Changmin menyapa terlebih dahulu, sok akrab seperti biasa. Kibum hanya menghela napas, mendadak malas melanjutkan sarapan.

“Boleh kami duduk?” Kibum tahu Choi Minho hanya basa-basi, Donghae dan Changmin langsung duduk sebelum dia mempersilahkan.

“Bibi Lee, mana nasinya?” teriak Kyuhyun nyaring. Kibum mendelik menatap Kyuhyun yang tampak bersemangat.

“Kibum-ssi, mobilmu keren!” Choi Minho duduk di hadapannya, memberi acungan jempol dan tepuk tangan. “Kau juga keren, tidak seperti Kyuhyun hyung yang tidak bisa menyetir, payah!” kemudian Minho diberi lemparan sumpit dari Kyuhyun.

Sebagai orang yang melihat Kyuhyun di rumah dan di sekolah, Kibum bisa melihat perbedaan yang menyolok dari Kyuhyun. Dirumah, Kyuhyun memang kadang mencairkan suasana, tapi ketika bersama teman-temannya, suasana cair secara alami dan anak itu tampak bahagia. Kyuhyun selalu terlihat menikmati waktunya jika bersama teman-temannya. Apa itu alasan kenapa Kyuhyun tidak suka di rumah? Apa Kyuhyun lelah menjadi satu-satunya orang yang mencairkan suasana beku di rumah?

“Bibi Lee, tolong sumpit satu lagi!” Teriakan Kyuhyun membuat Kibum menghela napas lagi. Suasana menjadi semakin berisik ditambah dengan aksi saling melempar sumpit antara Kyuhyun dan Minho.

“Bisakah kalian diam?”

Semua perhatian terlaihkan untuk suara di ujung meja makan. Lee Donghae berbicara dingin sekali. Ketika Bibi Lee datang memberikan sumpit untuk Kyuhyun, Donghae terlihat meremat sendok di tangannya.

Kenapa dia?

***

Berkali-kali Kyuhyun berteriak, menyuruh bibi Lee ini-itu sampai sumpit pun harus di ambilkan. Donghae tahu memang sudah tugas wanita itu untuk melayani tuannya, tapi hatinya tidak terima. Ia tidak ingin melihat wanita itu disuruh-suruh apalagi dihadapannya langsung, terlihat dengan mata kepalanya sendiri.

Donghae hidup berkecukupan, bersama paman dan bibinya yang ia panggil ­appa-eomma. Ia juga tahu bagaimana kehidupan orangtua kandungnya selama ini, tapi belum pernah sekalipun ia menyaksikannya langsung seperti ini.

“Donghae hyung, kau marah padaku?” Minho bertanya dengan heran. Memang tidak biasanya donghae marah seperti ini, apalagi hanya karena berisik, toh mereka memang selalu berisik dimanapun.

“Aku sedang tidak ingin sarapan.” Donghae beranjak meninggalkan ruangan itu. Ia memilih pergi ke luar, menenangkan hatinya yang mendadak sakit.

Di dalam rumah, Kyuhyun, Minho, dan Cangmin saling tatap. “Dia kenapa?” tanya Kyuhyun bingung. Sebelumnya Donghae tidak terlihat bad mood sama sekali. “Apa di jalan terjadi sesuatu? Kalian tidak membuatnya marah, kan?”

Changmin dan Minho menggelengkan kepala serempak. Lalu Kyuhyun menatap Kibum. “Apa ia kesal karena kau tidak berbicara, Kibum-ah?”

Ingin sekali mereka menjitak kepala Kyuhyun. Apa urusannya Lee Donghae yang marah dengan Kibum yang tidak berbicara?

***

Donghae hendak membuka gerbang rumah Kyuhyun ketika sebuah tangan menahannya. Ia menoleh dan mendapati wanita itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

“Donghae-ya…” panggilnya pelan. “Eomma merindukanmu.”

Seluruh pertahanan Donghae hampir saja runtuh jika ia tidak segera memalingkan tatapannya. Wanita itu, orang yang telah melahirkannya ke dunia ini menangis, menjatuhkan air mata di hadapannya.

“Bagaimana kabarmu, Nak?”

Buruk, jawab Donghae dalam hati. Siapa yang berkabar baik dengan kehidupan yang seperti ia alami. Sejak kecil ia di buang, disuruh tinggal dengan paman-bibinya yang tidak bisa memiliki anak dengan alasan kehidupan yang lebih baik. Kemudian ketika ia pulang, ia bahkan tidak di anggap sama sekali, disuruh kembali ke rumah paman dan bibinya. Orang tuanya lebih memilih mengurus Kyuhyun yang kala itu tengah menginap di rumah mereka.

Tadi, ibunya bahkan menuruti semua perintah Kyuhyun dan mengabaikan perasaan Donghae yang remuk redam melihat ibunya hidup dibawah telunjuk orang lain.

“Kau sudah besar, akan melanjutkan ke universitas mana?” tangan ibunya terangkat, mengusap pipinya yang basah. Donghae tertegun, apa ia baru saja menangis?

“Kau hidup bahagia, hm?”

Tidak, tidak sama sekali!

Donghae menahan diri untuk tidak berteriak. Ia otomatis memundurkan langkah ketika ibunya hendak memeluknya. Donghae tahu ibunya akan terluka. Tapi ia tak bisa, ia takut tak akan pernah bisa melepaskan pelukan itu lagi.

“Bukankah memang seharusnya aku bahagia? Kau membuangku untuk aku bahagia, bukan?” Wanita itu terperanjat dengan kalimat dingin dari Donghae. Kemudia anak itu segera pergi sebelum pertahannya runtuh.

***

“Ada apa denganmu, Hyung?”

Donghae memalingkan wajah ke arah jendela ketika ketiga sahabatnya mengerubunginya, memberikan pertanyaan yang sama. Mereka tidak kunjung percaya ketika ia bilang hanya karena moodnya sedang turun.

Hyung bukan anak gadis yang ngambekan hanya karena mood yang turun, kan? Aku tahu ada yang salah.” Kyuhyun angkat bicara, memaksa Donghae menatapnya kesal. “Katakan,” paksanya.

“Sudah kubilang tak ada apapun! Anggap saja aku memang anak gadis ngambekan, aku tidak peduli.”

Donghae beranjak, tapi langkahnya dihalangi Changmin. Anak itu tinggi menjulang didepannya. “Minggir!”

Shireo! Aku tahu apa yang akan hyung lakukan setelah ini.” Changmin merentangkan tangan menghalangi pintu kelas, anak-anak yang akan masuk atau keluar berseru kesal akibat ulahnya.

Yak! Kau menghalangi jalan mereka!”

“Sejak kapan kita peduli dengan jalan orang lain?” Kyuhyun ikut menyahut, menyingkirkan Changmin dari pintu dan melotot tajam ke arah Donghae. “Aku tidak mau dibantah kali ini. Tidak peduli kau lebih tua atau alasan apapun itu. Ikut aku!”

Semua yang ada disana diam mendengar kalimat Kyuhyun. Anak itu berbicara pelan tapi teramat sangat tajam di setiap katanya. Donghae bahkan sempat terperanjat ketika Kyuhyun melengkapi kalimatnya dengan menujuk-nunjuk wajahnya. Didepan semua orang! Oh, harga dirinya hancur!

“Sebaiknya hyung ikut Kyuhyun hyung atau kita semua tamat.” Minho merangkul bahu Donghae. Diikuti Changmin, mereka berjalan menuju gudang sekolah yang hampir akan dirobohkan.

***

Kondisi gudang itu tidak berubah sama sekali. Tentu saja, siapa yang sudi menginjakan kaki di tempat kotor, gelap dan berdebu seperti itu. Hanya tiga siswa itu saja yang tampaknya rutin mengunjungi tempat kotor itu jika ingin bolos tanpa ketahuan.

Kyuhyun berdiri bersandar di pintu, menyambut ketiga temannya yang baru saja datang. Ia tengah marah, tidak suka dengan sikap Donghae yang selalu diam dengan semua masalahnya kemudian berujung dengan barang haram itu. Kyuhyun benar-benar muak.

“Kau sudah beli barang itu, kan? Akan mengkonsumsinya lagi, huh?”

Donghae menghela napas. “Kali ini, bukan urusanmu, Kyuhyun!”

“Semenjak Eunhyuk datang, kau berubah.”

Changmin membuka pintu gudang, mendadak gerah dengan suasana disana.

“Jangan sangkut-pautkan dia denganku. Tidak ada hubungannya.”

“Bohong,” sahut Minho pelan.”Aku setuju dengan Kyuhyun hyung. Donghae hyung terlalu jauh mengikuti kehidupan Eunhyuk-Eunhyuk itu. Kau bahkan jarang bergabung dengan kita lagi.”

“Bergabung dengan kalian, tidak menyelesaikan masalahku.”

“Kau tidak bilang! Kita bisa bantu selesaikan.”

Tawa donghae seketika meledak dengan kalimat Kyuhyun. “Selesaikan, kau bilang? Dengar, Kim Kyuhyun. Kau bahkan tidak bisa menyelesaikan masalahmu sendiri!”

Kyuhyun diam, kakinya mundur selangkah. Ia terlalu kaget dengan teriakan Donghae.

“Aku benar, kan?” Donghae melangkah maju, membuat Kyuhyun terintimidasi. “Selesaikan urusan keluargamu, Kyuhyun. Lalu kau boleh ikut campur masalahku.”

Setelah itu, Donghae meninggalkan mereka bertiga yang masih diam.

“Apa maksudnya, Kyuhyun-ah?” Changmin maju, menepuk bahu Kyuhyun untuk menyadarkan anak itu kembali.

“Dia membual,” jawab Kyuhyun asal sambil melangkah, tapi Minho ada di ambang pintu, melarangnya pergi. “Aku tidak mau menghajar siapapun sekarang, Choi Minho!” geramnya.

“Lihat, sekarang siapa yang sebenarnya ngambekan?” Minho Mendorong Kyuhyun kembali masuk. “Ada apa dengan kalian sebenarnya?”

“Aku tahu Donghae hyung tidak membual, Kyuhyun-ah. Entah itu kau atau dia, bukankah tidak baik menyimpan masalah sendirian? Kalian pikir kalian sehebat apa bisa melaluinya sendiri, huh?”

Minho mengangguk setuju dengan ucapan Changmin. “Kami diam bukan berarti kami tidak tahu, tapi kami menunggu. Menunggu siapapun diantara kalian berbicara.”

“Sejak awal, aku tahu ada yang salah. Pertama kau menyembunyikan persaudaraanmu dengan Kibum. Kedua, kau terlalu berantakan, Kyuhyun. Atas alasan apa kau menjadi orang yang seperti ini, hah? Kau pintar, Kyuhyun. Terlalu pintar untuk ukuran seorang berandal sepertimu. Aku tahu ada yang salah, dan rasanya aku menyesal tidak mengenalmu lebih awal.”

Mereka berbicara bergantian. Changmin-Minho-Changmin lagi- lalu Minho lagi. Kyuhyun menghela napas di tempatnya. “Lalu aku harus apa? Aku dan Kibum baik-baik saja. Kita berinteraksi seperti biasanya, kalian bisa lihat sendiri.”

Giliran Changmin yang menghela napas. Ia berdeham sekali kemudian berbicara dengan tenang. “Ya, kalian teramat biasa saja bahkan untuk ukuran saudara kembar. Kim Kyuhyun, nilaiku memang tidak sebagus kau, tapi aku jamin nilai kepribadianku lebih bagus. Aku terlalu mudah memahami siapapun dibandingkan dirimu.”

“Lalu apa yang kau dapat dengan itu?” Kyuhyun tertawa sinis. “Kau bisa menyelesaikan masalahku jika aku bilang?”

“Setidaknya kita akan mencoba.”

“Aku—” Kyuhyun memberi jeda, menarik napas dalam sebelum melanjutkan. “Membunuh adiku sendiri.”

Sepasang mata itu bergerak gelisah, memandang Changmin dan Minho bergantian. “Kalian kira bagaimana keadaan keluargaku sekarang?” tatapan Kyuhyun beralih pada Changmin. “Apa masalahku ini bisa kau selesaikan dengan nilai kepribadiamu yang tinggi itu, Changmin-ah?”

***

Koridor sekolah yang biasanya sepi di jam belajar seperti ini, kini berbeda. Semua lorong kelas ramai oleh para siswa yang kebanyakan tengah menggerutu kesal. Kyuhyun yang akan menuju kelasnya menatap heran semua orang yang dilewatinya. Ada apa ini?

“Kyuhyun-ah!”

Tiba-tiba bahunya ditepuk dari belakang, Donghae pelakunya. Bukankah tadi dia marah? Kenapa tiba-tiba menegurnya seperti ini.

Donghae menyeret Kyuhyun ke sisi koridor yang lebih sepi. “Kita sahabat, bukan?” bisiknya, nada bicaranya sangat tegang. “Tadi kau bilang kita akan menyelesaikan masalah bersama, kan?”

Kyuhyun mengangguk ragu. Bagaimanapun memang benar itulah yang diucapkannya tadi. Tapi sekarang ia agak was-was.

“Kau percaya padaku kan, Kyuhyun? Aku bersumpah, hanya berniat menitipkannya sementara mereka menggeledah kelas tiga. Tapi ternyata mereka melakukannya serentak di semua angkatan.”

“Aku tidak mengerti,” sela Kyuhyun.

“Dengar, Kyu. Kau hanya perlu diam, oke? Aku akan menyelesaikan semuanya, tapi kau harus janji untuk diam, arra?” Donghae berubah panik, kedua tangannya mencengkram bahu Kyuhyun dengan erat. “Dan— maafkan aku…”

Hyung, apa maksud—”

“Kyuhyun-ssi!”

Seseorang memanggil dari kejauhan, itu adalah ketua kelasnya, Kyuhyun melepaskan cengkraman tangan Donghae dari bahunya dan bergegas menghampiri ketua kelas.

“Kau dipanggil guru Ahn.”

Ditempatnya, Donghae berdiri dengan gelisah, kedua tangannya mengepal erat. Ia cemas, panik, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia menghela napas beberapa kali dengan panjang, mencoba menenangkan diri, tapi tidak berhasil.

***

“Kau bolos pelajaran pertama, Kim Kyuhyun.” Guru Ahn tidak ramah sama sekali, Kyuhyun bakan baru sampai dan belum sempat menyapa. “Dan kau pasti tidak tahu apa yang telah terjadi, benar?”

Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, memang benar. Ia baru saja berkumpul di gudang bersama ketiga temannya lalu ketika masuk ke gedung sekolah, semua orang ada di koridor kelas.

“Kami melakukan penggeledahan serentak di semua kelas, loker, dan setiap siswa.”

Seseorang mengetuk pintu, kemudian masuklah seseorang dengan pakaian serba hitam membawa sebuah plastik kecil berisi butiran pil.

“Kami menemukan ini di lokermu,” ujar Guru Ahn, sebelum orang serba hitam itu menyimpan bungkusan kecil pil itu di atas meja.

Kyuhyun tidak kaget, entah kenapa. Setelah pertemuannya dengan Donghae tadi, kemudian ketua kelasnnya memberi sedikit bocoran bahwa pihak kepolisian datang untuk mencari sesuatu disini, dan lalu guru Ahn yang berkata bahwa mereka melakukan penggeledahan serentak. Ia mengerti, benda itu adalah yang dimaksud Donghae tadi.

“Ini harus diselesaikan dengan pihak kepolisian, Kim Kyuhyun. Detektif Go akan melanjutkannya.” Guru muda berkacamata itu bangkit berdiri, menepuk bahu Kyuhyun dua kali kemudian berlalu.

Giliran laki-laki serba hitam itu yang duduk di tempat guru Ahn, menyuruhnya duduk juga dengan kode tangan. Kemudian mengeluarkan sebuah catatan kecil dan pena dari saku.

“Sebelumnya kami menangkap beberapa orang, dan membocorkan bahwa salah satu komplotan ada di sekolah ini. Maka, kami melakukan penggeledahan dan menemukan ini di salah satu loker. Kau Kim Kyuhyun?”

Kyuhyun menunjuk name tag yang terpasang di dada kiri blazernya. “Anda bisa membaca,” ujar Kyuhyun malas.

Detektif itu tertawa sinis dengan respon pertama Kyuhyun. “Kau bisa bersikap sebegini tenang setelah apa yang kami temukan dalam lokermu? Tidak mengelak atau berteriak melakukan pembelaan?”

“Jika saya bilang bahwa itu bukan milik saya, apa Anda percaya?”

“Kami bekerja sesuai bukti.”

“Kalau begitu lanjutkan saja, apa yang ingin anda tanyakan?” Kyuhyun menghela napas pasrah, duduk bersandar mencoba tenang. Baru tadi pagi ia dan Donghae hampir saling memaki, sekarang ia harus melindungi orang itu? Sungguh mulia kau, Kim Kyuhyun!

***

Pelajaran kembali dilanjutkan setelah kericuhan dadakan yang dibuat oleh pihak sekolah. Para siswa kini kembali duduk tenang di kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.

Kibum duduk di kursi paling depan, disudut tepat di dekat pintu masuk. Dibelakangnya terdengar bisik-bisik teman-temannya yang entah membicarakan apa. Ketika wali kelasnya datang, mereka diam seketika.

“Ahn saem, benarkah Kyuhyun menyembunyikan sesuatu yang buruk?” tanya seseorang di belakang. Kibum terperanjat ditempatnya, langsung berbalik menatap siapa pembicara itu.

“Kudengar, dia dibawa ke kantor polisi,” sahut seseorang yang lain.

Biasanya Kibum tidak pernah peduli dengan desas-desus apapun di sekolah, tapi kali ini menyangkut Kyuhyun dan kantor polisi. Apa lagi yang anak itu lakukan?

“Tidak ada apapun,” jawab Ahn Jaehyun singkat, rautnya tampak tenang. Dia mengambil posisi tegap di balik meja guru kemudian memukul meja dua kali dengan telapak tanganya. “Diam!” teriaknya nyaring, menghentikan mereka yang masih saling menyahut tentang Kyuhyun yang di bawa polisi.

Kibum menatap Ahn Jaehyun, dibalas dengan anggukan menenangkan dari gurunya itu. Apa sangat terlihat bahwa ia tengah khawatir?

Seonsaengnim harap tidak ada yang menyebarkan rumor apapun tentang Kyuhyun. Tidak ada apa-apa, kalian belajarlah seperti biasa.”

Beberapa orang mendesah kesal karena merasa kehilangan berita menggiurkan untuk dijadikan santapan obrolan mereka dengan teman dari kelas lain.

“Kim Kibum, ikut aku.”

Dengan penuh antusias, Kibum mengikuti guru Ahn sampai ke ruangannya. Ia berharap mendapat kejelasan mengenai Kyuhyun. Memang benar Kyuhyun selalu membawa hal aneh ke sekolah, tapi untuk ditangkap polisi rasanya tidak mungkin. Mana mungkin membawa PSP atau kaset game ke sekolah sampai harus di tangkap polisi?

***

Kyuhyun tidak menyangka akan sesulit ini. Tadi ia dibawa ke kantor polisi setelah beberapa menit detektif itu gagal membuatnya buka mulut. Ini sulit sekali, Kyuhyun harus diam sementara ia mengetahui kebenarannya. Ia memang anak nakal, tapi tidak pernah berurusan dengan detektif sampai sejauh ini selain hanya karena perkelahian dan berakhir bebas dengan datangnya orangtua masing-masing.

Kali ini sungguh berbeda. Ia didesak, dipaksa, dan itu benar-benar membuatnya stres. Mendadak ia menyesal menyanggupi permintaan Donghae. Tapi jika ia buka mulut, mereka akan menangkap Donghae dan hukuman Donghae akan lebih berat daripada menyerahkan diri. Hal itu juga menambah penyesalannya, kenapa ia tidak menyuruh Donghae menyerahkan diri saja tadi.

Walinya belum datang, orang tuanya pergi ke luar kota pasti membutuhkan waktu untuk mereka kembali ke sini. Mendadak Kyuhyun merindukan Heechul, kakaknya yang selalu ada. Untuk saat ini, ia yakin Kibum tidak akan terlalu berguna karena mereka sama-sama siswa SMA.

“Tapi dia masih anak-anak, bagaimana bisa dia ditempatkan di ruang interogasi?!”

Samar, terdengar teriakan dari luar disertai pintu ruangan yang terbuka. Detektif yang tadi mengintrogasinya di sekolah datang bersama wali kelasnya.

“Kyuhyun-ah..” Ahn Jaehyun langsung menghampiri Kyuhyun. “Gwaenchana?”

“Ini tidak akan selesai sebelum anak ini buka mulut, Guru Ahn.” Orang yang menanyainya sejak tadi, menggebrak meja untuk ke sekian kalinya. “Mereka menjanjikan apa padamu sampai kau diam begini, HAH?!”

Kyuhyun menunduk, nyalinya menciut beberapa kali lipat dari yang tadi. Ia tidak pernah tahu kalau petugas kepolisan bisa sampai se sangar ini.

“Kyuhyun-ah,” Ahn Jaehyun membuat Kyuhyun kembali menatapnya. “Katakan saja, tidak apa-apa.”

Kyuhyun menggelengkan kepala, “Aku tidak tahu,” jawabnya pelan.

“Kau tidak tahu? Itu bukan milikmu?”

“Ya,” Kyuhyun mnarik napas tegang. “Bukan miliku.”

“Lalu kenapa bisa ada di dalam lokermu?” Detektif itu bertanya lagi, nadanya lebih tenang, mungkin efek keberadaan Ahn Jahyun di sana.

“Bisakah kita menunggu walinya saja?” Ahn Jaehyun memberi saran, “Biarkan dia beristirahat di luar, disini terlalu tegang.”

Kyuhyun bersyukur ketika permintaan gurunya disetujui. Ia berjalan ke luar ruangan beriringan dengan gurunya, sedangkan detektif itu mengekor di belakang.

***

Kibum menundukan kepala, menangkupkan kedua tangannya dengan cemas. Ia khawatir, Kyuhyun masih di dalam sana, untuk interogasi. Rasanya, ini tidak jauh berbeda dengan ketika ia menunggui Kyuhyun ketika di rumah sakit tempo hari. Sama-sama cemas, juga tidak pasti.

Guru Ahn sudah menjelaskan sedikit tadi, tapi Kibum tidak terlalu peduli dengan penjelasan apapun selain dari mulut Kyuhyun nanti. Kyuhyun adalah saudaranya, satu-satunya yang bisa ia percayai sekarang. Desas-desus yang beredar, bahkan keterangan dari wali kelasnya sekalipun tidak bisa membuatnya yakin.

“Kim Kibum.” Suara Guru Ahn menyapa. Kibum mengangkat kepalanya dan sontak berdiri.

Kyuhyun, adiknya yang selalu ceria itu meundukan kepala, dengan lengan bahu dirangkul guru Ahn. Sangat bukan Kyuhyun sekali.

Ia melangkah mendekati Kyuhyun. Beribu tanya yang sejak tadi siap ia lontarkan menguap begitu saja setelah melihat wajah Kyuhyun. Pipiya lebam, rautnya pucat, tapi masih sempat tersenyum padanya.

Beberapa saat mereka saling diam, haya melempar pandangan yang tidak terbaca. Ahn Jaehyun undur diri, membiarkan mereka berdua saja.

Tidak ada yang berubah setelah wali kelas mereka pergi. Kibum dan Kyuhyun bahkan tidak berubah posisi, mereka masih berhadapan, saling tatap dan tidak ada pembicaraan untuk beberapa menit.

“Kau datang untuk diam saja seperti ini?” Kyuhyun melangkah untuk duduk di tempat Kibum tadi. “Kibum-ah, kau percaya padaku, tidak?”

Tentu saja!

“Kibum-ah…” panggil Kyuhyun, Kibum berbalik menatapnya. “Kata Changmin aku pintar, tapi tidak ada yang bisa kupikirkan sekarang.”

Kibum tidak mengerti, otak pintarnya berkata bahwa Kyuhyun tengah meracau.

“Itu… bukan milikmu, kan?” tanya kibum. Kyuhyun mengangkat bahu, tidak memberi jawaban sama sekali. “Kyu, kau hanya harus bilang iya jika memang iya, dan bilang tidak jika memang tidak. Selesai. Kau masih SMA, mereka tidak mungkin memperumit keadaan denganmu.”

Kyuhyun berdecak, ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil memejamkan mata, tidak berbicara lagi. Kibum mengamati adiknya itu dari atas sampai bawah. Kyuhyun bukan orang yang suka menyembunyikan kesalahan. Anak itu tipe pemberontak, tidak peduli apapun jika dia ingin maka itu harus. Jadi, Kyuhyun pasti akan melawan habis-habisan jika tidak tahu menahu mengenai barang itu. Lalu, kenapa kali ini diam? Apa Kyuhyun tengah melindungi seseorang?

“Kyuhyun-ah, katakan siapa orangnya…” tembak Kibum langsung, ia menyeringai puas ketika melihat reaksi Kyuhyun yang langsung membuka mata. “Siapa? Kau tidak bisa membohongiku.”

Kyuhyun mendelik tidak suka. “Kau bukan Tuhan yang tidak bisa dibohongi, Kibum-ah.”

“Ketiga orang itu?” Maksud Kibum adalah ketiga sahabat Kyuhyun. “Atau salah satunya?”

“Aku keluar untuk istirahat. Nanti mereka pasti akan mempertemukanku dengan orang lain yang tertangkap sebelum aku untuk kasus ini. Bisakah kau diam?” Kyuhyun memejamkan matanya lagi. “Appa pasti butuh waktu lama untuk kesini, tapi Heechul hyung akan segra datang, kan? Aku agak….takut.”

***

TBC

***

Haiii haiiii…. jangan digebukin karna ngaret keterlaluan xD

oh ya, jangan minta asap juga ya, saya gak mau maen api, hehe

Tapi ff ini pasti saya selesaikan kok, sampai tamat. kalau masih hidup juga.

 

Btw, pemenang GA part kemarin, selamat kepada maya_kyu. Silahkan menghubungi saya via FB. Terima kasih sudah memberi komentar yang berkesan untuk saya. Bukan berarti komentar yang lain jelek, terima kasih banyak juga untuk semua komentar yang membangun. Terima kasih juga untuk yang bersedia membaca, dan terima kasih untuk yang bersedia menunggu lama.

 

Semoga, jerih paya kalian yang menunggu begitu lama, tidak saya kecewakan #bow

 

21 pemikiran pada “CONTRAST (7)

  1. Waduh.. Donghae.. Jahat sekali kamu ke kyu.. T.T
    Kyu akan dimarahi habis2an sama ortunya..
    Woaa kibum memang pintar.. Dia menebak dengan tepat..

    Flashback yg kyu & kibum mau nabrakin diri ke pom akan dilanjutkan?
    Kira2 kapan donghae akan menjelaskan ke sahabat2nya bahwa dia bukan anak kandung ortunya yg sekarang melainkan anak kandung pembantu keluarga kim?

    Ditunggu lanjutannya…

  2. Ah kesel ketemu tbc
    Tapi makasih udah update setelah jamuran berapa lama.
    Kkk
    Hae kok tega sii. Huhuhu
    Kasian Kyu
    Aku nunggu lanjutan flashback kyu bum yg mau nabrak pom bensin.
    Ga sabar nunggu reaksi ortu n heechul pas ketemu kyu di kantor polisi.
    Juga, kapan Hae bakal ngaku kalo dia anaknya pamanbibi Lee?
    Akankah dia ngaku atau ketahuan??
    Mungkin kalo Hae ketangkap polisi, paman n bibi Lee bakal datang.
    Ditunggu bgt kelanjutannyaaaaaaa
    Berharap si jangan lama2, tapi yang penting dilanjut lah sampai end.
    Hwaiting!!!! 😘

  3. entahlah, mau ngomong apa lagi… ini terlalu perfect
    kenapa hae jadi begitu ? kan jadi kasihan kyu nya…
    apa lagi appanya kyu galak,wuih nggak kebayangkan…
    yaaahhhh nggak bisa baca next chapnya secepatnya donk… jadi penasarankan..

  4. Ah jadi donghae T. T… Trs kyuhyun kena masalah lagi kan bpk nya dateng ntar makin depresi dia sm heechul jg pasti tertekan.. Kasian kyunie. Reaksi ortunya penasaran. Oke eonni aku minta asaaap lagi wkwk

  5. Kenapa kyubum makin sweet yaaaa hihihi…. Begini aja aku udah meleleh baca perhatian kibum ke kyu. Apalagi kalo mereka beneran udah baikan….
    Dari awal aku kesel sama hae. Dia nakal nya udah kebangetan dan ngerasa dirinya orang paling menderita di dunia…..
    Kyuuuuu, semoga orangtua kyu bisa percaya sama kyu, ga langsung nyalahin kyu gitu aja 😦
    Semangaaaat ka, aku tunggu banget kelanjutannya hahaha

  6. Ah lagi-lagi telat baca.

    Dan kak, aku kagum sama kakak. Bagus banget tulisannya dan kepengen bisa bikin yang ginian huaa 😭😭 aku kagum dengan cara kakak mengungkapkan dan merangkai cerita ini. Dan aku menikmati banget baca ff ini meskipun ini ff ngaret luar biasa*plak 😂

    Sudah kuduga kalau bibi lee emaknya Hae dan Hae juga pengguna. Duh, Hae kok senakal ini yak 😅 pelampiasannya menakutkan 😅😅

    Btw, aahhh aku kasian sama karakter kibum. Dia ini kok ya sedih banget yak. Menanggung rasa gak enak itu sendirian. Setidaknya kalau kyuhyun kan bisa melupakan sejenak dengan hadirnya teman-temannya. Nah kalau kibum? Dia sendirian 😭😭
    Dan aku nunggu respon tuan kim juga tindakan donghae atas kasus narkoba itu. Semangat kak nulisnya
    Ngaretnya jangan terlalu lama 😅

  7. aku bacanya telat 2hari dari waktu publish.. kok kesal ya ….
    aku suka kyubum disinii.. suka banget moment kyubum disini…
    kyu itu harus jaga rahasiaaa… jangan sampe kebongkar.. kasihan donghae.. semakin kyu menderita semakin saya suka .. jadi kyu gk boleh jujur 😀
    ditunggu lanjutannya. JANGAN LAMAA!! :* 😀

  8. astaga Donghae….kenapa malah lempar Batu sbunyi tangan?! kasian kyu kan..liat,aja pasti changmin n Minho bakalan marah sama kyu krn kyu melindungi donghae…duhh,unyuk knp jahat sih jerumuskan Hae kedunia narkoba…😤😤

  9. Wah baru tau klu ff ini update…
    Oh jd kibum pngen bunuh diri wktu itu…
    Apa krn kcelakaan itu kah kibum merubah wajahnya…
    Donghae kok sampai pkai obat trlarang gtu?
    Knpa hae sampai mnjebak kyu yah?

  10. aq baru tau kalau cerita ini udah update… karena kelamaan nunggu, akhirnya lupa deh 😆

    seperti biasa, alurnya enak dibaca. ngalir dan hidup.. aq hanya nemuin typo tulisannya, selebihnya keren…

    karakter kyu disini juga semakin kuat,
    salut dengan jiwa setia kawannya…

    begitupun dgn kibum, cuek tapi sebenarnya sayang .. jdi ketika baca adegan kyubum, rasa anak kembarnya dapat banget…
    💖💖💖💖

    utk hae, udah tebuka sih karakternya spt apa, hanya aq rada bingung dgn sikap terakhirnya, apa itu juga pengaruh obat kali ya… moga part berikutnya ngebahas ttg hae, soalnya misteri hidup dy dibpart ini terbongkar byk nurutku ..

    oh ya, aq baru tahu aku menang… hihi
    msih berlakukah?? hahahah… waktu udah hampir sebulan 😆😆😆

Tinggalkan komentar